Kecoa | Foto: flicker |
Sebelumnya, Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) bahkan menyebut, makan banyak serangga akan membantu mengatasi kelaparan di dunia.
“Beternak serangga adalah salah satu dari banyak cara untuk mencapai ketahanan pangan dan pakan,” demikian isi laporan FAO yang dimuat BBC.
Kebanyakan serangga cenderung menghasilkan lebih sedikit gas rumah kaca yang berbahaya lingkungan dibandingkan ternak lainnya. Misalnya, sapi dan babi.
Seperti di Jinan, China, ada peternakan kecoa. Kecoa-kecoa tersebut di ternakan untuk di olah menjadi makanan dan untuk bahan obat.
Pemilik peternakan, Wang Fuming punya cita-cita setinggi langit: menempatkan kecoa di piring dan mangkuk hidangan di seluruh China, sebagai makanan berprotein tinggi.
“Aku suka kecoa-kecoa ini, aku merasa dekat dengan mereka,” kata Wang kepada CNN.
Di kawasan industri di area pinggiran Jinan yang kumuh, Wang beternak jutaan kecoa. “Jumlahnya sekitar 10 juta sebelum ‘masa panen’,” kata dia.
Hewan-hewan yang bikin bulu kuduk berdiri itu ditempatkan di sebuah gudang, dengan koridor sempit dan sarang yang dibuat dari genteng semen yang dibariskan. Masuk ke dalamnya ibarat memasuki mimpi buruk atau lokasi syuting film Alien. Bau amoniak menyeruak. Bunyi gerakan kaki ribuan kecoa, di antara rak, di lantai, di mana pun — bak orkestra mengerikan.
Bukan kecoa rumah yang dipelihara Wang. Ia khusus beternak ‘kecoa Amerika’ — yang aslinya dari Afrika. Ia menjual hasil panennya itu ke sebuah perusahaan farmasi di China. Dalam hitungan ton.
Biasanya, kecoa-kecoa itu akan digiling, dimasukkan ke kapsul dan diiklankan sebagai obat untuk segala macam penyakit — perut, jantung, dan hati.
Dalam beberapa tahun terakhir, kapsul itu dijuak di toko-toko obat tradisional, dengan iming-iming hasil yang menakjubkan. Lumayan populer di Tiongkok.
Renyah dan Enak
Selain jadi obat, serangga juga bisa dimakan. Ini cara Wang memasaknya: semangkuk kecoa ke minyak kacang panas. Diangkat, lalu dicemplungkan kaki ke wajan. Digoreng 2 kali kecoa goreng langsung bisa disantap. “Aku merasa badanku lebih baik setelah memakan kecoa,” kata dia. Wang menambahkan, yang sayapnya copot makin mudah dikudap.
Menurut David McKenzie, rasanya renyah, mirip kentang yang kelamaan digoreng. Namun, rasa yang ditinggalkan di lidah dan langit-langit mulut sangat kuat.
Sementara, bagi Wang, kecoa adalah makanan enak. “Kalau kau tak mencobanya, bakal menyesal seumur hidup,” kata dia. Mau coba?
(Editor:kld)