KaliandaNews.com - 6 orang pelaku perompakan di perairan Tanjung Pinggir Sekupang Batam, Kepulauan Riau berhasil ditangkap oleh Tim Western Fleet Quick Response (WFQR) Lantamal IV yang tergabung dalam Unit-1 Kejahatan dan Kekerasan Laut (Jatanrasla). Para perompak itu diduga bakal melakukan aksinya di Selat Malaka.
"Sebanyak 6 orang terduga pelaku jaringan tindak kriminal di laut ini, akan beraksi di Selat Malaka," ujar Komandan Lantamal IV Laksamana Pertama TNI S Irawan,dilansir dari merdeka, Senin (26/12).
Irawan mengatakan, keenam pelaku berangkat dari Sungai Cantik Batam menyisir ke arah Pulau Buluh sampai ke Pulau Sambu Kecil dengan tujuan perairan OPL Timur Malaysia. Mereka menggunakan boat pancung untuk memanjat kapal yang sedang berlayar.
"Mereka menyebutnya dengan istilah 'shooping' pada dini hari tadi, di saat cuaca buruk dan gelombang yang tidak bersahabat," ucap Irawan.
Dari keenam pelaku, tiga di antaranya adalah pelaku lama yaitu UA yang berperan sebagai pemanjat merupakan mantan narapidana yang dijatuhi vonis 4,5 tahun karena melakukan pembajakan kapal MT Zafirah tahun 2012 lalu.
Tersangka kedua TA, berperan sebagai pemanjat merupakan pelaku percobaan pencurian terhadap MT Lautan Promise tahun 2013 dan tersangka L alias Romo berperan sebagai pemanjat pernah diamankan tim WFQR 4/Unit 1 Jatanrasla pada tahun 2015 karena diduga akan melakukan tindak kriminal di perairan OPL timur Malaysia.
"Tiga pelaku yang merupakan pemain baru adalah MA berperan sebagai nahkoda, FSL berperan sebagai juru mudi atau pembantu nahkoda dan R berperan sebagai pemanjat," katanya.
Bersama para tersangka juga diamankan boat pancung GT 01 milik PS, warga Sagulung Batam, empat buah HP, tali panjat dan senjata tajam saat ini diamankan oleh Tim WFQR Lantamal IV sebagai barang bukti untuk proses penyelidikan.
Irawan menegaskan, mulai dari menjelang libur perayaan Natal 2016 hingga tahun baru 2017, pengamanan perairan Kepulauan Riau semakin ditingkatkan untuk meminimalisir tindak kejahatan yang mungkin akan dilakukan oleh para pelaku dengan memanfaatkan kelengahan aparat.
"Lantamal IV telah memetakan jalur-jalur yang rawan terhadap tindak kejahatan, hal ini dilakukan untuk menutup celah bagi para pelaku kejahatan yang akan melakukan aksinya di perairan Kepri," tegas Laksma TNI S Irawan.
Menurut Irawan, para pelaku kriminal di laut mencoba memanfaatkan momentum libur panjang dan cuaca buruk untuk melakukan aksinya. Hal ini sudah kita antisipasi dengan menyebar tim WFQR di jalur-jalur rawan tindak kejahatan.
"Hal ini terbukti cukup efektif terbukti dengan adanya penangkapan pelaku tindak kriminal di laut yang dilakukan oleh jajaran Lantamal IV. Tim WFQR akan selalu bergerak cepat di waktu yang tepat," pungkasnya.
(Sumber: Merdeka.com)
Irawan mengatakan, keenam pelaku berangkat dari Sungai Cantik Batam menyisir ke arah Pulau Buluh sampai ke Pulau Sambu Kecil dengan tujuan perairan OPL Timur Malaysia. Mereka menggunakan boat pancung untuk memanjat kapal yang sedang berlayar.
"Mereka menyebutnya dengan istilah 'shooping' pada dini hari tadi, di saat cuaca buruk dan gelombang yang tidak bersahabat," ucap Irawan.
Dari keenam pelaku, tiga di antaranya adalah pelaku lama yaitu UA yang berperan sebagai pemanjat merupakan mantan narapidana yang dijatuhi vonis 4,5 tahun karena melakukan pembajakan kapal MT Zafirah tahun 2012 lalu.
Tersangka kedua TA, berperan sebagai pemanjat merupakan pelaku percobaan pencurian terhadap MT Lautan Promise tahun 2013 dan tersangka L alias Romo berperan sebagai pemanjat pernah diamankan tim WFQR 4/Unit 1 Jatanrasla pada tahun 2015 karena diduga akan melakukan tindak kriminal di perairan OPL timur Malaysia.
"Tiga pelaku yang merupakan pemain baru adalah MA berperan sebagai nahkoda, FSL berperan sebagai juru mudi atau pembantu nahkoda dan R berperan sebagai pemanjat," katanya.
Bersama para tersangka juga diamankan boat pancung GT 01 milik PS, warga Sagulung Batam, empat buah HP, tali panjat dan senjata tajam saat ini diamankan oleh Tim WFQR Lantamal IV sebagai barang bukti untuk proses penyelidikan.
Irawan menegaskan, mulai dari menjelang libur perayaan Natal 2016 hingga tahun baru 2017, pengamanan perairan Kepulauan Riau semakin ditingkatkan untuk meminimalisir tindak kejahatan yang mungkin akan dilakukan oleh para pelaku dengan memanfaatkan kelengahan aparat.
"Lantamal IV telah memetakan jalur-jalur yang rawan terhadap tindak kejahatan, hal ini dilakukan untuk menutup celah bagi para pelaku kejahatan yang akan melakukan aksinya di perairan Kepri," tegas Laksma TNI S Irawan.
Menurut Irawan, para pelaku kriminal di laut mencoba memanfaatkan momentum libur panjang dan cuaca buruk untuk melakukan aksinya. Hal ini sudah kita antisipasi dengan menyebar tim WFQR di jalur-jalur rawan tindak kejahatan.
"Hal ini terbukti cukup efektif terbukti dengan adanya penangkapan pelaku tindak kriminal di laut yang dilakukan oleh jajaran Lantamal IV. Tim WFQR akan selalu bergerak cepat di waktu yang tepat," pungkasnya.
(Sumber: Merdeka.com)