31 Mei 2016

Hasil Uji DNA, Korban Mutilasi di Sumsel Positif Anggota DPRD BandarLampung yang Hilang

Ilustrasi: Net

KaliandaNews.com – Polisi akhirnya berhasil memecahkan misteri penemuan potongan tubuh yang ditemukan di Desa Tanjung Kemala, Kecamatan Martapura, OKU Timur, Sumatera Selatan, saat ditemukan, Selasa(19/4) kondisinya sudah membusuk dan sulit dikenali.

Dilansir dari Merdeka.com, Selasa(31/5), Setelah dilakukan uji DNA di Mabes Polri, identitas potongan kepala, sepasang kaki, panggul, dan lengan kiri ditemukan di sungai Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatera Selatan, pada 19 April 2016 lalu akhirnya terungkap. Korban adalah Muhammad Pansor bin Abdullah Bakri, yang merupakan anggota DPRD Lampung.

Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol Djoko Prastowo menjelaskan, kesimpulan itu didapat setelah semua hasil tes dilakukan memiliki kemiripan dengan sampel DNA anak korban bernama Marisa. Hasil pengujian juga dikuatkan dengan data material didapat dari keluarga korban.

"Tes DNA menunjukkan identik ada kesamaan dengan profil DNA yang mengaku keluarga. Kita pastikan identitas Mr X itu adalah Muhammad Pansor bin Abdullah Bakri yang kebetulan anggota DPRD Lampung," papar Djoko.

Selain itu, lanjut Djoko, dari hasil tes DNA juga menunjukkan lima potongan tulang ditemukan merupakan satu kesatuan tubuh korban.

"Kesimpulannya, semua potongan itu tidak terpisahkan atau satu kesatuan utuh, milik korban Pansor," beber Djoko.

Selain menjadi korban mutilasi, hasil autopsi menunjukkan terdapat bekas luka tembakan di kaki korban. Korban dinyatakan murni tewas karena tindak kriminal.

Lanjut Djoko mengungkapkan, luka tembakan tersebut diketahui saat dilakukan otopsi sejak pertama kali ditemukan. Namun, proyektil sudah tidak berada di kaki korban.

"Memang ada bekas luka tembakan di bagian kaki korban," kata Djoko.

Hal itu membuktikan, sambung Djoko, korban tewas karena dibunuh. Apalagi, tubuhnya sudah terpotong-potong dan ditemukan terpisah di beberapa tempat.

"Kalau dilihat tubuhnya dipotong-potong seperti itu, murni kriminal," tegas Jenderal bintang dua ini.

Djoko menambahkan, pihaknya akan membantu dan berkoordinasi dengan Polda Lampung dalam proses penyelidikan. Namun, dia menyatakan siap turun tangan jika dari hasil penyelidikan ditemukan fakta lokasi kejadian di Sumsel.

"Kita siap backup Polda Lampung menyelidikinya dan mengusutnya," ujarnya.

Kini, penyelidikan pembunuhan terhadap anggota DPRD Lampung ini dilimpahkan ke Polda Lampung, meski jasadnya ditemukan di wilayah Sumatera Selatan. Polisi kini harus kerja keras mengungkap pelaku pembunuhan dan mutilasi tersebut.

Dari hasil koordinasi sementara, kata Djoko, polisi setempat akan memeriksa saksi-saksi yang mengenal korban, termasuk mencari orang terakhir bersama korban.

"Kapan menghilangnya, dengan siapa terakhir, itu yang diusut," papar Djoko.

Dugaan awal, sambung dia, lokasi pembunuhan adalah di luar Sumatera Selatan. Untuk menghilangkan jejak, jasadnya dibuang ke wilayah Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumsel.

"Belum tahu lokasi tindak pidana pertama di mana. Bisa terjadi di Lampung, bisa terjadi di daerah lain," imbuhya.

Setelah identitas jasad Pansor diketahui berdasarkan hasil tes DNA, Polda Sumsel mengizinkan keluarga membawa pulang jenazahnya. Jasad itu kini masih disimpan di kamar mayat Rumah Sakit Bhayangkara Palembang.

Lanjut Djoko, hasil tes DNA korban sudah disampaikan kepada pihak keluarga di Lampung, melalui kepolisian setempat.

"Sudah kita informasikan hasilnya ke pihak keluarga. Mereka menerima," jelasnya.

Dengan begitu, pihak kepolisian menunggu kedatangan keluarga membawa jenazah mendiang Pansor ke kampung halaman buat dimakamkan.

"Kita tunggu saja kapan kesiapan keluarga mau menjemputnya. Kalau kita siap saja," tutupnya. (kld | Sumber: Merdeka.com)

Berita Terbaru