Kepala BNN, Budi Waseso menerangkan, para pelaku menyimpan sabu di dalam pipa saluran air yang memikiki ketebalan 4 sentimeter. Modus semacam ini dinilai baru yang ditemukan pihak BNN.
"Ini modus baru yang kita temukan, pipa pancang dikamuflasekan, ketebalannya sekitar 4 sentimeter," kata Budi Waseso di lokasi pabrik mie, Selasa (14/6).
Lebih lanjut, dia menerangkan, sulit bagi anjing pelacak untuk melacak keberadaan sabu lantaran ketebalan pipa mencapai 4 sentimeter dan ditutup dengan alumunium voil agar kedap udara. Tidak kurang 9 pipa berisi sabu ditemukan di pabrik tersebut. Masing-masing pipa tersebut diperkirakan menyimpan 5kg shabu yang masih berbentuk kristal.
Diakui dia, pengungkapan kasus itu merupakan hasil kerjasama BNN dengan Bea Cukai yang sejak lama telah mengawasi pergerakan pelaku. Meski demikian pihaknya belum bisa menjelaskan asal usul barang tersebut.
"Operasi ini berkat pengamatan lama Bea Cukai, Bea Cukai meminta BNN untuk memeriksa lokasi itu. Perkembangan selanjutnya dengan bea cukai akan terus melakukan penyelidikan terkait barang tersebut," tutupnya.
Sementara itu, Deputi Pemberantasan BNN Irjen Arman Depari mengatakan dari penggerebekan itu pihaknya menyita sembilan pipa yang terbuat dari baja tersebut. Namun baru satu pipa yang dipotong untuk membuktikan keberadaan sabu yang ada di dalam pipa tersebut.
"Tabung ini sudah dirancang khusus ada cantengan untuk menggantungkan pipa itu. Baru satu pipa yang kita potong. Pipa yang terbuat Baja tebal begini. Tapi besok kita akan buka semua pipa untuk melihat jenis narkoba apa saja dan berapa beratnya," ucap Arman.
Dia mengatakan ketiga tersangka yang berhasil dibekuk saat ini, pihaknya akan melakukan pemeriksaan lebih mendalam terkait kasus tersebut.
"Kita akan periksa mereka lebih dalam lagi. Berdasarkan penyidikan kami ada dugaan keterlibatan dari LP. Namun kita akan penyidikan lebih dalam. Kalau kita sudah kuat datanya akan kita beritahu lagi," tuturnya.
(Kld | Merdeka)