Hasil penelusuran kaliandanews.com di internet, tercatat banyak sekali spesies tanaman beracun yang tumbuh subur di bumi pertiwi ini. Tapi dari banyak jenis tanaman beracun yang tumbuh di Indonesia, kita akan membahas lima jenis tanaman yang paling beracun menurut beberapa sumber di internet.
Berikut ke lima jenis tanaman beracun tersebut :
Tanaman Jarak (Ricinus communis)
Tapi dibalik itu, ternyata biji jarak adalah pembunuh yang mematikan. Karena biji jarak mengandung racun ricin.
Ricin, merupakan senyawa sampingan yang dihasilkan dari pengolahan biji jarak. Senyawa ini dapat mengakibatkan orang tewas karena menyebabkan gangguan sistem peredaran darah dan pernafasan. Jika senyawa ini terhirup, disuntikkan atau tertelan, kurang dari titik kecil ricin dapat membunuh seseorang dalam waktu 36-48 jam. Dan sampai saat ini belum ada penawarnya. Sifat beracun ini juga terdapat pada jenis jarak pagar (Jatropha curca) meskipun racunnya tidak sekuat jenis Ricinus communis, jadi jika di pekarangan anda ditumbuhi tanaman jarak ini di harapkan waspada.
Ubi Racun/ Singkong Karet (Manihot glaziovii)
Tapi hati-hati, ada jenis singkong yang mempunyai racun. Meskipun pada dasarnya semua jenis singkong mengandung sejenis racun namun kadarnya berbeda-beda.
Manihot glaziovii (singkong karet) mempunyai postur lebih besar dari singkong manis, Manihot utilissima (singkong yang kita konsumsi sehari-hari)biasa dan tentu kadar racunnya juga jauh lebih tinggi. Racun biasanya terkonsentrasi di daun dan umbi singkong, diketahui sebagai senyawa cyanogenik glycoside; linamarin dan lotaustralin yang oleh enzim dapat menghasilkan asam sianida.
Sianida dikenal sebagai pembunuh berdarah dingin dan sulit terditeksi, ia tidak berasa, tidak berbau dan tidak berwarna. Satu-satunya indikator untuk mengetahui sianida ada pada singkong adalah warna kebiruan yang muncul pada umbi bila lama terpapar udara.
Hewan seperti kambing bila memakan beberapa lembar daun ubi racun dipastikan akan tewas tidak lama kemudian.
Racun sianida akan jauh berkurang bila dipanaskan. Banyak korban keracunan akibat salah dalam pengolahan singkong karena memasak umbi atau daun tidak sempurna. Jadi, jangan pernah memakan daun atau umbi singkong dalam keadaan mentah atau setengah matang.
Kecubung (Datura Metel)
Namun kecubung juga mengandung racun berupa zat alkaloid yang mempunyai efek halusinogen terutama pada bagian bijinya. Efek yang ditimbulkan bila kecubung yang dikonsumsi melebihi takaran antara lain mual, muntah, sesak nafas, rasa gelisah, nadi berdenyut cepat, kulit wajah dan tubuh berubah menjadi merah, pusing, mulut terasa kaku, halusinasi hingga akhirnya berujung pada kematian. Dalam beberapa kasus ditemukan penggunaan racun biji kecubung untuk bunuh diri.
Gympie-Gympie (Dendrocnide moroides)
Bila anda masuk hutan dan melihat tanaman ini, segeralah menjauh. Berada di dekat pohon gympie-gympie juga beresiko terkena racunnya. Dengan efek racun yang begitu dashsyat, tentara Inggris diduga pernah tertarik pada Gympie-Gympie dan berniat menjadikannya senjata biologis pada akhir 1960.
Pohon Upas (Antiaris toxicaria)
Pohon Upas begitu legendaris pada masa penjajahan VOC di Nusantara, bahkan selama berabad-abad jadi momok menakutkan tentara VOC menghadapi perlawanan rakyat yang memakai racun upas sebagai senjata. Sampai pada akhirnya Letnan Gubernur Thomas Stamford Raffles (1781-1826) mengutus Thomas Horsfield (1773-1859), naturalis asal Amerika Serikat, untuk mempelajari racun pohon tersebut.
Hasilnya, pohon upas memang mematikan, tapi hanya lendir getahnya. Efek racun pohon upas itu cukup mengejutkan kala diujicobakan kepada seekor ayam dan anjing, yang pertama langsung mati kurang dari dua menit dan yang satunya dalam sekitar delapan menit. Dalam laporannya pada 1812, Horsfield mengutarakan bahwa penduduk lokal sudah menyadari khasiat racun pohon upas untuk keperluan membunuh lawan-lawannya. Sekali terkena getah racunnya, orang tersebut akan kejang-kejang lalu mati.
Sampai sekarang, pohon upas masih dapat ditemukan di Indonesia. Di Jawa, ia lebih dikenal sebagai pohon ancar, yang akhirnya menjadi nama ilmiah untuk pohon ini, Antiaris toxicaria. (editor: kld)
Dirangkum dari berbagai sumber.