KaliandaNews – Seorang pria bernama Abul Bajandar (25) asal Desa Khulna, Bangladesh mengidap penyakit langkah, dimana jari-jari kaki dan tangan Abul Bajandar ini seperti ditumbuhi akar pohon. Akar pohon dimaksud merupakan kutil yang dari hari ke hari terus tumbuh sehingga lama-lama menyerupai akar pohon.
Abul Bajandar mengatakan, Penyakit langka yang dideritanya pertama kali muncul saat dirinya masih remaja, pada saat itu pertumbuhannya sangat lambat. Namun empat tahun belakangan ini, kutil-kutil tersebut pertumbuhannya semakin cepat, sehingga keadaannya tampak seperti sekarang ini.
Menurut keterangan dokter, penyakit yang diderita Abul Bajandar yang juga berprofesi sebagai penarik becak tersebut, merupakan penyakit kulit genetik langka yang disebut dengan Epidemodysplasia Verruciformis.
Dalam pengakuannya, Abul sudah berupaya untuk menghilangkannya dengan cara memotong kutil-kutil tersebut, namun karena kesakitan akhirnya usaha itu sia-sia. Alhasil akibat penyakit yang dideritanya, kini Abul kini tidak bisa bekerja lagi.
Kini, Abul Bajandar boleh bernafas lega, pasalanya pihak Dhaka Medical College Hospital sebuah rumah sakit terbesar di Bangladesh bersedia untuk mengoperasinya secara cuma-cuma. Apalagi Abul sendiri berasal dari golongan kurang mampu yang tidak mempunyai biaya untuk membayar operasi.
Proses operasi sendiri menurut dokter Rumah Sakit DMCH, bertujuan untuk menghilangkan kutil-kutil yang telah tumbuh di tangan dan kaki Abul yang konon beratnya sudah mencapai 5 kg.
"Penyakit ini populer dikenal sebagai penyakit Manusia Pohon," kata direktur DMCH, Samanta Lal Sen, seperti dikutip dari AFP (2/2/16).
"Sejauh yang kami tahu, ada tiga kasus seperti di dunia termasuk Abul Bajandar. Ini adalah pertama kalinya kami telah menemukan suatu kasus yang jarang terjadi di Bangladesh, "katanya.
Dalam catatan medis, jenis penyakit ini diketahui pernah menyerang seorang pria di Indonesia bernama Dede Koswara asal Jawa Barat. Dede dikenal dengan sebutan 'Manusia Akar'. Namun dikabarkan Dede meninggal dunia pada penghujung Januari lalu, akibat kegagalan multiorgan. (Editor: Kld)