Foto: Istimewa |
Bagi Anda yang belum tahu, salah satu direkturnya PT Maritim Timur Jaya adalah David Tjioe alias A Miauw, eksekutor lapangannya Tomy Winata yang dulu menghajar Pamred Tempo Bambang Harymurti sampai babak belur gegara memuat tulisan "Ada Tomy di Tenabang" di majalah Tempo edisi Senin, 3 Maret 2003. Seperti yang dikutip dari kompasiana.com
Kala itu Tomy Winata murka dituding TEMPO sebagai pemulung besar di Tanah Abang dan sengaja membakar pasar Tanah Abang karena telah mengajukan proposal untuk renovasi pasar Tanah Abang senilai Rp 53 miliar. Saat ini 27 mantan anak buahnya Buwas diperiksa Irwasum dan Propam Mabes Polri. Mereka diadukan oleh Tomy Winata. Ada yang dipecat, ada yang dibatalkan sekolah mereka untuk jenjang karir mereka di Institusi Bahayangkara.
Buwas yang pernah bertugas selama delapan setengah tahun di Propam itu marah dan menantang Propam dan Irwasum yang diperalat Tomy Winata itu, kalau berani periksa dirinya, jangan hanya berani periksa anak buahnya saja. Jenderal yang paling ditakuti oleh para taipan narkoba baik kelas dalam negeri maupun kelas Internasional itu juga menantang kalau berani copot saja jabatannya, jangan hanya berani sama anak buahnya saja yang dihukum, dipecat, bahkan sampai ada yang dibatalkan sekolah mereka lantaran aduannya si Tomy Winata itu. "Saya bukan banci, saya yang tanggung jawab, bukan mereka. Negara kita ini negara hukum. Saya siap dicopot kalau saya salah!", tantang Buwas.
Pada bulan kedelapan ditahun yang ke 2015 yang lalu, Buwas memimpin langsung penyergapan narkotika disebuah rumah mewah di Bandung Barat. Dalam penggerebekan itu ternyata bukan hanya kasus narkoba saja yang Buwas temukan, akan tetapi juga kasus lain yakni Cyber Crime dan penyalahgunaan paspor yang berkaitan dengan PT Maritim Timur Jaya di Tual, Maluku, milik Tomy Winata.
Sekali tepuk, tiga nyamuk lengket di tangan Buwas, Narkoba, Cyber Crime, dan Penyalahgunaan Paspor. Dan yang bikin Buwas emosi, ketiga kasus itu sudah selesai, sudah inkrar di pengadilan, tapi kini dibikin ribut lagi sama Tomy Winata. Mungkin Tomy Winata dendam kali ya. "Ada media yang menulis Tomy Winata dikerjai Polisi. Saya bilang, dikerjai seperti apa? Polisi itu lembaga. Siapa yang mengerjai? Kenapa tidak bilang dikerjai Buwas sekalian. Biar jelas!”, ujar Buwas tanpa basa-basi. Yang lebih konyol lagi malah ada anak buahnya Buwas yang djpanggil menghadap Menko Polhukam. Ini yang bikin Buwas naik darah. Apa urusannya Menko Polhukam dengan penegakan hukum?
Disinilah letak kehebatannya Tomy Winata, sampai-sampai seorang pejabat negara sekelas Menko Polhukam pun turun tangan. Mana ada pengusaha swasta yang bisa menyuruh seorang Menko Polhukam menangani kasusnya selain Tomy Winata? Taipan sekaliber James Riady pun masih jauh dibawah Tomy Winata. Ya siapa sih yang tak kenal si Tomy Winata itu, the untouchable yang punya gurita bisnis di negeri zamrud khatulistiwa ini. Kenalannya pun dari RI 1 sampai RI 1000. Namun kali ini Tomy Winata kena batunya berhadapan dengan Jenderal kepala batu yang nekat dan bernyali tinggi.
Buwas ini orangnya tak perduli siapapun yang dia hadapi, ia libas tanpa ampun demi penegakkan hukum di negeri ini. Sama Jenderal lain boleh saja Tomy Winata bikin lintang pukang tak tentu arah, tapi sama Buwas jangan coba-coba. Atasannya saja, Susno Duadji, ia bekuk tanpa banyak cingcong di Bandara Soetta ketika hendak ngacir ke Singapura, apalagi ini hanya sekelas pengusaha swasta yang secara kebetulan kenal baik dan dekat dengan para petinggi Polri dan militer di negeri ini.
"Sudahlah, kita masih punya harga diri dan wibawa. Dunia ini terus berputar. Saya jadi Kabareskrim, saya diganti, saya bangga. Kenapa? Karena saya tidak mencederai institusi!", tandas Buwas tanpa basa-basi. Buwas kok dilawan. Kita tunggu saja kedepannya kasus ini bagaimana dan sejauh mana kehebatan Tomy Winata itu berhadapan dengan Jenderal kepala batu bernyali tinggi sekaliber Buwas. Hasil akhirnya hanya dua, kalau bukan Buwas yang tumbang, maka Tomy Winata yang terkapar KO. (**)
Sumber: Kompasiana.com